Sudarsono : Pentingnya Pengembangan Koperasi Merah Putih di Kelurahan Karang Rejo

Metro | Pengembangan koperasi merah putih serta penanganan masalah lalat di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Karang Rejo, Metro Utara.

Aspirasi tersebut disampaikan langsung kepada Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sudarsono, saat kegiatan reses Daerah Pemilihan (Dapil) 4 Metro Utara, berlangsung di kediamannya jalan Armor sentomo, Kelurahan Karang Rejo, Kecamatan Metro Utara. Sabtu (13/12/2025).

Sudarsono menyampaikan, bahwa persoalan sampah dan pengelolaannya di TPAS Karang Rejo saat ini mulai menunjukkan perkembangan positif.

Pemerintah telah menurunkan alat berat serta menyediakan fasilitas umum untuk mendukung pengelolaan sampah.

“Alhamdulillah, untuk masalah sampah sudah ada alat berat dan fasilitas pendukung. Kami juga bersama masyarakat, Bhabinkamtibmas dan Babinsa sempat meninjau langsung ke TPAS untuk melihat penanganan alat berat serta masalah lalat,” ujar Sudarsono.

Sudarsono menekankan, pentingnya pengembangan Koperasi Merah Putih di Kelurahan Karang Rejo, mengingat mayoritas masyarakat setempat memiliki mata pencaharian sebagai petani sayuran.

“Di Karang Rejo, potensi sayur sangat besar. Bagaimana hasil sayuran ini bisa diarahkan menjadi produk olahan melalui koperasi. Berdasarkan survei, sejak adanya dapur MBG, ekonomi masyarakat sekitar mulai meningkat,” jelas Sudarsono.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Metro, Yerri Ehwan, menyampaikan terima kasih atas undangan dalam kegiatan reses tersebut karena dapat langsung tatap muka dengan masyarakat terkait persoalan lingkungan, khususnya TPAS Karang Rejo.

Yerri menjelaskan bahwa penanganan lalat di sekitar TPAS dilakukan melalui tiga pendekatan, yakni fisik, biologis, dan kimiawi.

“Pendekatan fisik dilakukan dengan menutup area sekitar TPAS agar tidak menjadi habitat lalat dan tikus, menggunakan membran maupun tanah. Pendekatan biologis juga dilakukan, serta pendekatan kimiawi yang saat ini sedang berjalan,” ungkap Yerri.

“Pendekatan kimiawi dilakukan dengan pemasangan perangkap atau lem lalat yang sebagian telah didistribusikan kepada warga sekitar TPAS. Selain itu, penyemprotan insektisida juga dilakukan pada malam hari karena dinilai lebih efektif,” paparnya.

“Kami akui penanganan ini belum maksimal, namun sudah berjalan. Ke depan kami berharap pada tahun 2026 penanganan lalat dapat lebih dimaksimalkan,” kata Yerri.

Yerri mengungkapkan, bahwa keterbatasan anggaran menjadi salah satu kendala utama, sehingga pendistribusian perangkap lalat masih terbatas pada rumah-rumah yang berada dekat dengan TPAS.

“Tahun depan kami rencanakan pendistribusian perangkap lalat dapat diperluas hingga beberapa ratus meter dari lokasi TPAS, Warga juga menyampaikan bahwa lonjakan lalat tidak hanya terjadi di akhir tahun, tetapi juga sekitar bulan Maret saat musim hujan. Sehingga nanti bisa kita anggarkan lebih banyak daripada tahun ini,” pungkas Yerri.| (Rio).

Tinggalkan Balasan