Pasca Kebakaran Gudang di Kelurahan Pesawaran, Satu Rumah Warga Terlihat Ikut Hangus Terbakar

Bandar Lampung – Peristiwa kebakaran hebat terjadi di sebuah gudang agen yang diduga sebagai tempat penampungan bahan bakar minyak (BBM) di kawasan tanah lapangan, Kelurahan Pesawahan, Kecamatan Teluk Betung Selatan, Kota Bandar Lampung, pada Kamis (12/6) dini hari sekitar pukul 01.00 WIB.

Gudang tersebut ludes dilahap si jago merah, dan akibat hebatnya kobaran api, satu unit rumah warga juga ikut hangus terbakar.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Lampung7.com, kebakaran berlangsung selama lebih dari dua jam dan baru berhasil dipadamkan sekitar pukul 03.30 WIB dengan diturunkannya 14 armada Damkar.

“Kejadiannya malam dini hari, hari Kamis, kurang lebih pukul 01.00 WIB dan selesai sampai subuh pukul 03.30 WIB. Kebakaran tersebut diduga disebabkan karena korsleting listrik yang menyebabkan percikan api dan menyambar sisa BBM yang ada di dalam gudang tersebut. Dan memadamkan api itu membutuhkan waktu hingga dua jam,” ujar Dedi, salah satu saksi mata di lokasi.

Belum ada laporan korban jiwa dalam insiden ini, namun kerugian ditaksir mencapai puluhan juta rupiah. Aparat kepolisian dan petugas pemadam kebakaran telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan pendinginan di lokasi guna mencegah munculnya api susulan.

Hingga saat ini, pihak berwenang masih menyelidiki lebih lanjut terkait peristiwa tersebut. (Susan)

Dua Remaja Asal Bandar Lampung Tewas Tenggelam di Air Terjun Lubuk Law, Pesawaran

Remaja yang ditemukan tenggelam di air terjun lubuk law, Padang Cermin, Pesawaran. Foto: Dok Humas Basarnas Lampung

Pesawaran – Dua remaja asal Bandar Lampung dilaporkan meninggal dunia setelah tenggelam di kawasan Air Terjun Lubuk Law, Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran, Lampung, pada Rabu, 11 Juni 2025.

Kedua korban diketahui bernama Deka Pamungkas (19), warga Bakung, Kecamatan Teluk Betung Barat, dan Noval Oktavialdo (20), warga Sukarame.

Kepala Kantor SAR Lampung, Deden Ridwansah, menjelaskan bahwa peristiwa tragis tersebut bermula pada Selasa, 10 Juni 2025 sekitar pukul 14.00 WIB. Saat itu, tiga remaja sedang berenang di area sekitar Air Terjun Lubuk Law.

“Tiba-tiba datang arus deras dari hulu yang menyeret ketiganya ke tengah pusaran air terjun. Ketiganya berusaha berenang ke tepi, namun karena kelelahan, dua di antaranya tidak berhasil menyelamatkan diri dan tenggelam. Satu orang lainnya berhasil selamat,” terang Deden.

Warga setempat sempat melakukan upaya pencarian, namun tidak berhasil menemukan kedua korban. Kejadian tersebut kemudian dilaporkan ke Kantor SAR Lampung untuk mendapatkan bantuan lebih lanjut.

Menindaklanjuti laporan itu, satu tim penyelamat (rescue) dari Kantor SAR Lampung segera dikerahkan ke lokasi kejadian untuk melakukan operasi pencarian dan pertolongan. Tim SAR gabungan memulai pencarian pada Selasa sore, namun karena kondisi medan yang kurang mendukung, operasi pencarian dilanjutkan keesokan harinya.

“Tim SAR gabungan dibagi menjadi dua Search and Rescue Unit (SRU). SRU 1 melakukan penyelaman di titik yang diduga lokasi tenggelamnya korban, sementara SRU 2 menyisir aliran sungai hingga radius satu kilometer dari lokasi kejadian,” jelas Deden.

Pada Rabu pagi, sekitar pukul 09.15 WIB, korban Noval Oktavialdo berhasil ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Disusul kemudian pada pukul 11.30 WIB, korban Deka Pamungkas juga ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa.

“Dengan ditemukannya seluruh korban, operasi SAR dinyatakan selesai dan resmi ditutup. Kedua jenazah telah diserahkan kepada pihak keluarga untuk proses pemakaman,” tutup Deden.

Dua Perawat RS PKU Muhammadiyah Jombang Dipecat karena Live TikTok Saat Operasi Berlangsung

Ilustrasi bedah. Foto: Gorodenkoff/Shutterstock

Jombang – Dua perawat di Rumah Sakit Pembinaan Kesejahteraan Umat (RS PKU) Muhammadiyah Mojoagung, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, resmi diberhentikan dari pekerjaannya setelah kedapatan melakukan siaran langsung (live) di platform TikTok saat berada di ruang operasi.

Dalam video yang sempat beredar luas, salah satu perawat tampak menyapa penonton sambil menunjukkan suasana ruang operasi, di mana seorang rekannya tengah melakukan penjahitan luka pasca-operasi caesar. “Enggak apa-apa sambil live, yang penting enggak kelihatan pasiennya,” ujar perawat tersebut dalam video.

Dinkes Berikan Teguran

Menanggapi insiden tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang, dr. Hexawan Tjahja Widada, menegaskan bahwa kedua pelaku merupakan perawat instrumen dan bukan tenaga medis dokter. Keduanya diketahui sedang bertugas saat melakukan siaran langsung tersebut.

“Perawat berinisial K dan R langsung dipanggil untuk dilakukan pembinaan, dan kami telah memberikan surat teguran resmi kepada pihak rumah sakit,” ungkap Hexawan.

Manajemen RS Ambil Tindakan Tegas

Sebagai tindak lanjut, manajemen RSU PKU Muhammadiyah Mojoagung mengambil keputusan tegas dengan memberhentikan kedua perawat tersebut pada Selasa, 27 Mei 2025.

Direktur rumah sakit, dr. Dwi Rizki Wulandari, menyatakan bahwa tindakan keduanya telah melanggar kode etik profesi serta aturan internal rumah sakit yang menjunjung tinggi etika dan privasi pasien.

“Etika profesi dan perlindungan privasi pasien adalah prinsip utama dalam pelayanan kesehatan. Kami tidak dapat mentolerir pelanggaran seperti ini,” tegas Dwi Rizki.

Ia juga mengingatkan seluruh tenaga kesehatan untuk lebih bijaksana dalam menggunakan media sosial, terutama saat berada di lingkungan kerja yang menuntut profesionalisme dan tanggung jawab tinggi.

Harimau Sumatera Betina “Si Uni” Koleksi Taman Rimba Jambi Mati: Tak Nafsu Makan-Katarak

Ilustrasi harimau di dalam kandang. Foto: snapstoria/Shutterstock

Jambi – Seekor Harimau Sumatera betina (Panthera tigris sumatrae) bernama Si Uni, yang menjadi salah satu koleksi andalan Kebun Binatang Taman Rimba Jambi, dilaporkan meninggal dunia pada Kamis siang (29/5), sekitar pukul 12.00 WIB.

Kabar duka tersebut dikonfirmasi oleh Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jambi, Agung Nugroho. Ia menyebut bahwa faktor usia lanjut menjadi salah satu penyebab utama kematian satwa langka tersebut.

“Benar, harimau koleksi Taman Rimba Jambi telah mati pada pukul 12 siang. Salah satu penyebab utamanya adalah faktor usia. Harimau ini sudah tua dan juga memiliki sejumlah penyakit,” ujar Agung saat dikutip dari Antara, Jumat (30/5).

Menurut keterangan dari tim medis Taman Rimba, Si Uni dalam beberapa hari terakhir menunjukkan gejala penurunan nafsu makan dan diketahui menderita katarak pada kedua matanya.

Untuk mengetahui penyebab pasti kematiannya, tim dokter hewan telah melakukan nekropsi—prosedur pemeriksaan pascakematian hewan—serta mengambil sampel organ, swab, dan darah.

“Saat ini proses nekropsi sudah dilakukan. Harimau ini diperkirakan telah berusia 23 tahun, sementara usia rata-rata harimau sumatera di penangkaran umumnya hanya mencapai 10 hingga 15 tahun,” jelas Agung.

Penurunan kondisi Si Uni diketahui sudah berlangsung selama sekitar dua minggu terakhir, dengan pola makan yang menurun drastis dibanding biasanya. Tim medis telah memantau kondisi kesehatannya secara intensif selama masa tersebut.

Sementara itu, pihak manajemen Taman Rimba Jambi hingga saat ini belum memberikan pernyataan resmi terkait kematian Si Uni, yang selama bertahun-tahun menjadi salah satu ikon satwa dilindungi di kebun binatang milik Pemerintah Provinsi Jambi tersebut.

Harimau Sumatera merupakan spesies satwa endemi Indonesia yang saat ini berstatus sangat terancam punah (critically endangered) menurut daftar IUCN. Kehilangan satu individu, terlebih yang telah hidup lama dalam penangkaran, menjadi peringatan penting akan pentingnya pelestarian satwa liar.

Aksi Berani Polisi Evakuasi 50 Penumpang saat Bus Pariwisata Terbakar di Tol Cikampek

Ilustrasi petugas memadamkan api kebakaran. Foto: ANTARA FOTO

Cikampek – Sebuah bus pariwisata terbakar hebat di ruas Tol Cikampek, tepatnya di KM 47 B arah Jakarta, pada Rabu malam (28/5). Saat insiden terjadi, bus sedang mengangkut 50 penumpang dan kondisi lalu lintas sedang ramai.

Kepala Induk PJR Cikampek, AKP Sandy Titah Nugraha, menjelaskan bahwa peristiwa bermula ketika bus mengalami pecah ban dan rem terkunci. Tak lama kemudian, api muncul dari bawah kendaraan.

“Awalnya bus mengalami pecah ban dan rem mobil terkunci. Tiba-tiba menyembur api,” ujar Sandy dalam keterangannya, Kamis (29/5).

Polisi yang tengah berpatroli di lokasi langsung berupaya memadamkan api menggunakan lima alat pemadam api ringan (APAR), namun api justru semakin membesar dan melalap sebagian besar badan bus.

Kondisi tersebut membuat para penumpang panik. Polisi segera mengevakuasi seluruh penumpang demi mencegah jatuhnya korban.

“Petugas yang lewat langsung mengevakuasi 50 penumpang. Awalnya dicoba dipadamkan lewat apar, namun api terus membesar dan melahap satu bus mobil,” tambah Sandy.

Sayangnya, seluruh barang bawaan penumpang tak dapat diselamatkan. Api yang cepat membesar juga sempat menyita perhatian para pengendara lain yang melintas di lokasi kejadian.

Tak berselang lama, petugas Jasa Marga dan mobil pemadam kebakaran dari Karawang tiba di lokasi dan berhasil memadamkan api. Meski tidak ada korban jiwa, bus tersebut ludes terbakar dan kini hanya tersisa rangka.

Pihak kepolisian masih menyelidiki penyebab pasti kebakaran. Sementara itu, arus lalu lintas sempat tersendat akibat insiden ini, namun kini telah kembali normal.

Keluarga Janji Ungkap Keberadaan Aulia dalam Sepekan, Pertemuan Lanjutan Direncanakan

BANDAR LAMPUNG – Harapan baru kembali menguat dalam pencarian Aulia (18), remaja asal Kelurahan Bakung, Kecamatan Telukbetung Barat, yang dilaporkan hilang sejak awal Maret 2025. Dalam pertemuan kekeluargaan yang difasilitasi pihak kepolisian, keluarga dari pihak pria berkomitmen akan memberikan kabar mengenai keberadaan Aulia dalam waktu satu minggu.

Pertemuan yang berlangsung dalam suasana penuh harap ini dihadiri langsung oleh Sakim, ayah Aulia, bersama putranya, Kris Riyandi. Mereka didampingi oleh Kanit Binmas Polsek Telukbetung Timur, Iptu Suhardi, serta dua personel Bhabinkamtibmas, Aipda Alamsyah dari Kelurahan Bakung dan Aipda Andre dari Negeri Olok Gading.

Herman, warga Waylunik Panjang sekaligus paman dari Andika—pria yang diduga memiliki kedekatan dengan Aulia—mengungkapkan kesediaan pihaknya untuk memberikan kabar terbaru dalam waktu dekat.

“Forum keluarga akan memberikan informasi lebih lanjut dalam sepekan ke depan,” kata Sakim, menyampaikan pernyataan Herman.

Hal senada juga disampaikan oleh Iptu Suhardi yang mewakili Kapolsek Telukbetung Timur. Ia menambahkan bahwa kedua belah pihak sepakat untuk menjadwalkan pertemuan lanjutan guna menemukan solusi terbaik.

“Insyaa Allah, pertemuan selanjutnya akan digelar di rumah keluarga perempuan di Bakung, meski waktunya belum ditetapkan,” ujarnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Aulia, anak ketiga dari pasangan Sakim (50) dan Linda (45), dilaporkan hilang sejak Minggu, 2 Maret 2025. Saat itu, sekitar pukul 16.30 WIB, Aulia berpamitan kepada keluarga untuk membeli takjil, namun hingga malam tiba ia tidak kembali ke rumah.

Aulia tinggal di Jalan Banten, Gang Pemuda 2 No. 44, RT 02, LK 11, Kelurahan Bakung, Kecamatan Telukbetung Barat. Sejak kepergiannya, keluarga telah melakukan berbagai upaya pencarian, termasuk melapor ke kepolisian dan menelusuri berbagai kemungkinan, termasuk keterlibatan orang-orang di sekitarnya.

Kini, dengan adanya komitmen dari pihak keluarga pria serta dukungan dari aparat kepolisian, keluarga besar Aulia berharap agar titik terang segera ditemukan dan Aulia dapat kembali ke rumah dalam keadaan selamat. (*)

Dinding Luar Gedung DPRD Pesawaran yang Dibangun Tahun 2013 Berjatuhan

Dinding bagian depan samping Gedung DPRD Kabupaten Pesawaran yang ambrol.

Pesawaran – Cuaca ekstrem yang melanda Kabupaten Pesawaran berdampak pada rusaknya salah satu fasilitas vital milik pemerintah daerah. Dinding bagian depan samping Gedung DPRD Kabupaten Pesawaran yang dibangun pada 2013 dilaporkan ambrol pada Jumat (23/5/2025) siang, memicu kekhawatiran akan keselamatan pengguna dan masyarakat di sekitar gedung.

Sekretaris DPRD Kabupaten Pesawaran, Toto Sumedi, langsung mengimbau masyarakat untuk tidak mendekati area gedung demi menghindari risiko kemungkinan longsoran susulan atau kerusakan lainnya.

“Biar pihak teknis lebih dulu yang mempelajari dan menanganinya,” ujar Toto.

“Kami langsung berkoordinasi dengan pihak teknis agar segera meninjau kondisi bangunan dan memastikan tidak ada risiko lanjutan,” lanjutnya.

Meskipun insiden ini sempat menimbulkan kekhawatiran, aktivitas anggota DPRD tetap berjalan dengan kehati-hatian dan pemantauan ketat terhadap kondisi bangunan.

Dugaan awal menyebutkan bahwa dinding tidak mampu menahan terpaan angin kencang yang disebabkan oleh cuaca ekstrem. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya telah mengeluarkan peringatan mengenai potensi hujan sedang hingga lebat disertai angin kencang di wilayah Kabupaten Pesawaran pada hari ini.

Sejumlah wilayah yang disebut berpotensi terdampak cuaca ekstrem antara lain Gedong Tataan, Negerikaton, Tegineneng, Waylima, Padang Cermin, Punduh Pidada, Kedondong, Marga Punduh, Waykhilau, Telukpandan, hingga Wayratai.

“Kami juga terus memantau informasi dari BMKG sebagai langkah antisipatif ke depan. Keselamatan pegawai dan masyarakat menjadi prioritas kami,” tambah Toto Sumedi.

Pemerintah daerah pun turut bergerak cepat dengan melakukan pemeriksaan terhadap infrastruktur lain guna memastikan tidak ada kerusakan yang membahayakan masyarakat di tengah potensi cuaca ekstrem yang masih mungkin terjadi dalam beberapa hari ke depan.

Sebagai bentuk kewaspadaan, masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi hujan lebat dan angin kencang, serta menghindari bangunan atau pohon besar yang rawan tumbang.

Spesies Baru Kadal Buta Ditemukan di Pulau Buton, Diberi Nama Dibamus oetamai

Kadal buta dari Buton yang diberi nama Dibamus oetamai. Foto: BRIN/Gilliespie

Jakarta – Tim peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berhasil mengidentifikasi dan mendeskripsikan spesies baru kadal buta dari genus Dibamus yang ditemukan di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Spesies ini dinamai Dibamus oetamai, sebagai penghormatan kepada almarhum Jakob Oetama, pendiri Kompas Gramedia dan tokoh penting dalam dunia jurnalisme Indonesia. Di kalangan lokal, reptil ini dikenal sebagai “kadal buta Buton.”

Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN, Awal Riyanto, menjelaskan bahwa Dibamus merupakan reptil fosorial atau penghuni tanah, berbentuk mirip cacing, dengan mata yang sudah tereduksi. Betinanya tidak berkaki, sementara jantan memiliki kaki kecil tak berfungsi. Karena sifatnya yang tertutup dan sulit ditemukan, banyak spesies dalam genus ini belum terungkap secara ilmiah.

Penelitian morfologi dan distribusi menunjukkan bahwa populasi Dibamus di Pulau Buton berbeda secara signifikan dengan spesies serupa di wilayah lain. Karakteristik unik Dibamus oetamai meliputi:

  • Panjang tubuh hingga 145,7 mm (SVL)

  • Struktur sisik kepala tanpa sutur rostral medial dan lateral

  • Frontal lebih besar dari frontonasal

  • Warna tubuh bercorak dua hingga tiga pita terang

  • Habitat di hutan hujan muson dengan ketinggian di bawah 400 mdpl

“Penemuan ini menunjukkan bahwa pulau-pulau kecil seperti Buton memiliki potensi besar sebagai tempat evolusi spesies unik yang terisolasi,” ujar Awal Riyanto. Ia menambahkan, kawasan Wallacea termasuk Buton memang dikenal sebagai pusat keanekaragaman hayati yang masih menyimpan banyak misteri.

Tim BRIN mengumpulkan data dari berbagai spesimen museum yang berasal dari Papua, Maluku, Sulawesi, dan Nusa Tenggara, lalu membandingkannya secara morfometrik dan meristik. Hasilnya menegaskan bahwa populasi Buton memiliki ciri khas tersendiri.

Namun, karena hanya ditemukan di Buton dan memiliki sebaran terbatas, Dibamus oetamai tergolong rentan terhadap ancaman deforestasi dan perubahan lingkungan. Oleh karena itu, perlindungan habitat seperti di kawasan Hutan Lindung Lambusango dinilai sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup spesies ini.

Kisruh Pembentukan Koperasi Merah Putih di Lampung Utara, Ketua BPD Nyaris Jadi Korban Penganiayaan

Lampung Utara – Rapat pembentukan Koperasi Merah Putih di Desa Surakarta, Kecamatan Abung Timur, Kabupaten Lampung Utara, pada Jumat (16/5/2025) berakhir ricuh. Diduga, ketegangan dalam forum tersebut nyaris berujung pada aksi penganiayaan terhadap Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Surakarta, Kausar.

Insiden bermula ketika Kausar menyampaikan pendapat dalam rapat agar pembentukan koperasi ditunda. Ia menilai forum belum memenuhi keterwakilan unsur masyarakat karena tokoh agama, tokoh pemuda, dan tokoh masyarakat tidak hadir.

“Pembentukan koperasi ini tidak bisa dilakukan hanya dengan penunjukan, tetapi harus melalui pemilihan yang melibatkan warga. Karena itu saya meminta agar rapat ini ditunda,” kata Kausar dalam forum tersebut.

Rapat yang dihadiri oleh jajaran pemerintah desa, Bhabinkamtibmas, Babinsa, serta Sekretaris Kecamatan Abung Timur ini, awalnya berlangsung tertib. Namun situasi berubah setelah Kausar berpamitan pulang.

Menurut kesaksian warga bernama Ansori, usai meninggalkan ruang rapat dan menuju kendaraannya, Kausar diduga dikejar oleh oknum Sekretaris Desa (Sekdes) berinisial H yang membawa senjata tajam jenis parang.

“Saya langsung mencoba melerai dan memegang tangan Sekdes agar tidak terjadi sesuatu yang membahayakan. Kejadian itu dilihat oleh banyak warga,” ujar Ansori.

Bhabinsa Wuluyo dan Bhabinkamtibmas Wahyudi yang turut hadir dalam rapat tersebut membenarkan adanya upaya penghadangan dan dugaan percobaan penganiayaan terhadap Kausar.

Merasa terancam, Kausar menyatakan akan melaporkan kejadian ini secara resmi ke Polres Lampung Utara dan meminta perlindungan hukum.

“Saya khawatir kejadian ini bisa terulang dan mengancam keselamatan saya. Saya meminta kepolisian segera mengambil tindakan terhadap pelaku,” tegasnya.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak Sekdes maupun pemerintah desa terkait insiden tersebut.

(Rzk)

Pendaki Meninggal di Puncak Gunung Pesagi, Proses Evakuasi Masih Berlangsung

Ilustrasi pendaki gunung. Foto: Dok Kemenparekraf

Lampung Barat – Seorang pendaki dilaporkan meninggal dunia di puncak Gunung Pesagi, Kabupaten Lampung Barat, pada Kamis (15/5) sekitar pukul 13.00 WIB.

Kepala BPBD Lampung Barat, Padang Priyo Utomo, membenarkan adanya laporan tersebut. “Benar, kami menerima laporan adanya korban meninggal di puncak Gunung Pesagi. Saat ini masih dalam proses evakuasi,” ujarnya.

Setelah menerima informasi, tim BPBD segera berkoordinasi dengan aparat Pekon Hujung dan Polsek Balik Bukit untuk mengevakuasi korban. Proses evakuasi dilakukan oleh tim SAR gabungan yang terdiri dari lima tim, termasuk personel BPBD.

“Tim terakhir melaporkan mulai bergerak naik untuk evakuasi sekitar pukul 01.30 WIB,” tambah Priyo.

Hingga saat ini, pihak BPBD belum dapat mengungkapkan identitas korban maupun kronologi kejadian. “Data lengkap masih kami tunggu karena tim masih menuju lokasi. Informasi lanjutan akan segera kami sampaikan,” tutupnya.

Tagih Janji Menikah, Wanita Asal Muba Malah Jadi Korban Penganiayaan

Wanita asal Muba WN saat melaporkan kekasihnya, AA (37), atas dugaan penganiayaan ke SPKT Polrestabes Palembang. Foto : Istimewa

Palembang — Niat seorang wanita asal Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan, untuk menagih janji pernikahan dari kekasihnya berakhir menyakitkan. Bukannya menerima kepastian, ia justru mengalami kekerasan fisik yang membuatnya harus melapor ke polisi.

Korban berinisial WN (27) melaporkan kekasihnya, AA (37), ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Palembang atas dugaan penganiayaan. Kejadian itu berlangsung pada Selasa malam, 29 April 2025, sekitar pukul 21.00 WIB di kediaman AA yang terletak di Jalan Kolonel H. Burlian, Kecamatan Sukarami, Palembang.

“Saya datang baik-baik untuk menagih janjinya menikahi saya, tapi malah dipukul dan dicekik,” ujar WN dalam keterangannya kepada media, Senin (5/5/2025).

WN mengungkapkan bahwa ia telah menjalin hubungan dengan AA selama empat tahun. Selama itu pula, AA berulang kali menjanjikan pernikahan, namun tak pernah menepatinya. Bahkan, WN sempat diajak bekerja di Palembang oleh AA.

Pada malam kejadian, AA menolak membicarakan rencana pernikahan. Perselisihan yang terjadi pun berujung pada tindakan kekerasan.

“Dia menonjok saya menggunakan cincin batu akik yang dipakainya. Saya juga dicekik hingga sulit bernapas,” tutur WN.

Aksi penganiayaan itu diam-diam direkam oleh keponakan WN yang turut datang ke Palembang bersamanya dengan sepeda motor. Rekaman video inilah yang kemudian menjadi bukti untuk melaporkan kejadian ke pihak berwajib.

“Dia sudah sering memukul saya, ini yang keempat kalinya. Tapi baru sekarang saya punya bukti kuat,” ungkap WN.

Korban juga mengatakan telah berusaha meminta pertanggungjawaban kepada keluarga AA dengan mendatangi rumah orang tuanya di Muba. Namun, keluarga AA menolak terlibat.

“Saya sudah ke rumah orang tuanya, tapi mereka bilang itu urusan pribadi dan tidak mau ikut campur,” tambahnya.

Kasat Reskrim Polrestabes Palembang, AKBP Andrie Setiawan, membenarkan adanya laporan tersebut. Ia memastikan saat ini laporan tengah diproses oleh penyidik.

“Laporan sudah kami terima dan sedang dalam proses pendalaman untuk penanganan lebih lanjut,” tegas AKBP Andrie.

BGN Telusuri Penyebab Keracunan Massal di Dua Sekolah Cianjur

Petugas menyiapkan makanan ke dalam mobil untuk didistribusikan ke sekolah untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG). Foto: ANTARA 

Cianjur – Badan Gizi Nasional (BGN) tengah menyelidiki dugaan keracunan massal yang menimpa puluhan siswa di MAN 1 Cianjur dan SMP PGRI 1 Cianjur. Insiden ini diduga terkait dengan konsumsi makanan bergizi gratis (MBG) yang disediakan dalam program pemerintah. Selasa (22/4/25).

Kepala BGN, Dadan Hindayana, menyatakan bahwa pihaknya telah mengirimkan sampel makanan ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Lab Kesda) Provinsi Jawa Barat. Hasil pemeriksaan laboratorium tersebut diperkirakan keluar dalam waktu sepuluh hari.

“Kami masih menunggu hasil dari Lab Kesda Provinsi. Begitu hasil keluar, akan segera kami informasikan,” ujar Dadan.

Ia juga menyampaikan empati terhadap para siswa yang terdampak dan menegaskan bahwa keselamatan anak-anak merupakan prioritas utama.

“Kami sangat prihatin dan berharap para siswa segera pulih. Keselamatan dan kesehatan mereka adalah hal paling penting bagi kami,” tambahnya.

Jumlah siswa yang mengalami gejala keracunan kini mencapai 78 orang, terdiri dari 55 siswa MAN 1 Cianjur dan 23 siswa SMP PGRI 1 Cianjur.

Sementara itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur juga telah melakukan investigasi awal. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Cianjur, dr. Frida Laida Yahya, mengatakan bahwa tim telah diturunkan ke dua lokasi, yakni rumah sakit tempat para siswa dirawat dan dapur penyedia MBG di Desa Limbangansari, Kecamatan Cianjur.

“Saat ini kami belum bisa memastikan apakah penyebab keracunan berasal dari makanan MBG atau faktor lain. Tim sedang bekerja mengumpulkan data dan sampel,” kata Frida.

Ia menambahkan bahwa sampel makanan serta muntahan korban telah diambil untuk dianalisis lebih lanjut guna memastikan sumber kontaminasi.

Banjir Terjang Panjang, Bandar Lampung: Rumah Warga Terendam

Bandar Lampung — Hujan deras yang mengguyur wilayah Kota Bandar Lampung sejak Senin pagi (21/4/2025) menyebabkan banjir di sejumlah titik, salah satunya di Jalan Semangka 1, Kampung Karang Indah, Kelurahan Panjang Selatan, Kecamatan Panjang.

Berdasarkan rekaman video yang beredar, air dengan cepat meluap dan masuk ke permukiman warga, merendam perabotan rumah tangga seperti kursi, lemari, hingga mesin cuci. Dalam salah satu video, tampak aliran air cukup deras, dengan ketinggian mencapai dada orang dewasa di beberapa titik.

“Ini pagi, tanggal 21 April 2025. Banjir di Kampung Baru 1 RT 12, Panjang. Rumah warga sudah dikepung air, nggak ada yang bisa diselamatkan. Kursi, lemari, semua terendam,” ujar seorang warga dalam video yang direkam saat kejadian.

Foto: Warga Panjang, Kota Bandar Lampung.
Foto: Warga Panjang, Kota Bandar Lampung.

Sementara itu, Andi, salah satu warga yang terdampak, mengatakan bahwa ketinggian air di dalam rumahnya mencapai lutut orang dewasa. Ia menyebut hampir seluruh perabotan tidak dapat diselamatkan.

“Di luar rumah air sudah sedada. Di dalam sedengkul orang dewasa. Semua perabotan seperti kasur, kursi, lemari sudah terendam. Kami sudah pasrah,” ungkapnya.

Lebih memprihatinkan, Andi menyebutkan bahwa terdapat tiga korban jiwa akibat banjir yang melanda kawasan tersebut. Hingga pukul 08.00 WIB, hujan dilaporkan masih mengguyur wilayah Panjang dan sekitarnya.

Warga berharap pemerintah setempat segera turun tangan memberikan bantuan dan menanggulangi dampak banjir yang terjadi, terutama untuk evakuasi dan kebutuhan darurat lainnya.

Seorang Pria Alami Insiden Kail Pancing Tersangkut di Kepala, Minta Tolong Damkar

Bandung – Aktivitas memancing yang seharusnya menyenangkan bisa berubah menjadi insiden jika tidak dilakukan dengan hati-hati. Seorang pria di Kabupaten Bandung mengalami kejadian tidak mengenakkan ketika kail pancing secara tidak sengaja tersangkut di kepalanya.

Peristiwa tersebut terjadi pada Minggu (20/4) sekitar pukul 17.40 WIB. Korban kemudian mendatangi Pos Pemadam Kebakaran Sektor Baleendah untuk meminta pertolongan dalam melepaskan kail yang menancap di kepala bagian kanan.

“Menurut keterangan korban, saat melempar joran pancing, secara tidak sengaja kail mengenai dan tersangkut di kepala,” demikian disampaikan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Bandung melalui akun Instagram resminya, @disdamkar_kab_bdg.

Dalam video yang dibagikan, terlihat kail menancap cukup dalam di sisi kanan kepala korban. Tim pemadam pun segera melakukan tindakan pertolongan dengan menggunting rambut di sekitar area yang tersangkut, sebelum akhirnya berhasil mencabut kail tersebut.

Meski sempat mengeluarkan darah, korban tidak mengalami luka serius. Petugas juga segera memberikan pertolongan pertama dengan menutup luka agar tidak terjadi infeksi.

“Korban tidak mengalami luka serius. Tim Pemadam Sektor Baleendah segera melakukan penanganan dan berhasil mencabut kail dari kepala korban,” lanjut pernyataan resmi tersebut.

Kejadian ini menjadi pengingat penting bagi para pemancing untuk selalu berhati-hati dan memperhatikan keselamatan saat memancing, terutama ketika melempar kail agar tidak membahayakan diri sendiri maupun orang lain.

Korban Tewas Pendulang Emas akibat Serangan KKB di Yahukimo Bertambah Jadi 13 Orang

Polri dan TNI mengevakuasi korban serangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua. Foto: Dok. Humas Polri

PAPUA – Jumlah korban jiwa dalam tragedi penyerangan terhadap para pendulang emas di Yahukimo, Papua Pegunungan, kembali bertambah. Tim gabungan Satgas Operasi Damai Cartenz 2025 bersama Polres Yahukimo dan TNI melaporkan bahwa total korban tewas kini mencapai 13 orang, setelah sebelumnya dilaporkan 11.

“Hingga hari ini, Minggu, 13 April 2025, total 13 jenazah telah ditemukan,” ungkap Kepala Operasi Damai Cartenz 2025, Brigjen Pol. Faizal Ramadhani dalam keterangan resminya.

Menurut Faizal, serangan brutal ini diduga dilakukan oleh kelompok yang menamakan diri sebagai Kodap XVI Yahukimo dan Kodap III Ndugama. Dari total korban tewas, sebanyak 12 jenazah telah berhasil dievakuasi dan diidentifikasi, sementara satu jenazah lainnya masih menunggu proses evakuasi karena terkendala cuaca ekstrem.

“Rencananya, satu jenazah yang tersisa akan dievakuasi besok, jika kondisi cuaca memungkinkan,” jelasnya.

Serangan mematikan ini terjadi di area pendulangan emas Lokasi 22 dan Muara Kum, Kabupaten Yahukimo. Para korban, yang mayoritas berasal dari luar Papua, menjadi sasaran kekerasan yang mengerikan. Mereka mengalami luka-luka berat akibat bacokan, tembakan, dan serangan panah dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Identitas 12 Korban Tewas yang Telah Dikenali:

  1. Wawan Tangahu – Dusun III, Kab. Bolaang Mongondow Selatan, Sulawesi Utara (TKP Area 22)

  2. Suardi Laode alias Kaswadi – Dusun III, Kab. Bolaang Mongondow Selatan, Sulawesi Utara (TKP Area 22)

  3. Stenli Humena – Kampung Kalama Darat, Kab. Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara (TKP Muara Kum)

  4. Yuda Lesmana – Kos di Jalan Paradiso, Dekai (TKP Camp Muradala, Kampung Bingki)

  5. Riki Rahmat – Desa Ranomolua, Kec. Besulutu, Kab. Konawe, Sulawesi Tenggara (TKP Camp Muradala)

  6. Muhammad Arif – Kos di Pemukiman Jalur II, Dekai (TKP Camp Muradala)

  7. Safaruddin – Kos di Pemukiman Jalur II, Dekai (TKP Camp Muradala)

  8. Abdur Raffi Batu Bara – Kos di Pemukiman Jalur II, Dekai (TKP Camp Muradala)

  9. Stefanus Gisbertus – Desa Tala, Kab. Seram Barat, Maluku (TKP Tanjung Pamali, Distrik Seradala)

  10. Zamroni – Dukuh Dulak, Desa Gantungan, Kab. Tegal, Jawa Tengah (TKP Tanjung Pamali)

  11. Ariston Kamma – Tantanan Tallunglipu, Sulawesi Selatan (TKP Kab. Pegunungan Bintang – sudah diserahkan ke keluarga)

  12. Rusli – Desa Buti, Kab. Merauke, Papua (TKP Area 22)

Tragedi ini menjadi sorotan nasional karena tingkat kekerasan yang terjadi, serta fakta bahwa para korban adalah warga sipil yang tengah mencari nafkah di wilayah pedalaman. Pihak berwenang masih terus melakukan penyelidikan dan evakuasi di lokasi kejadian.