Jakarta – Bank Mandiri kembali menggelar Mandiri Investment Forum (MIF) 2025 dengan tema “Nourishing Future Growth”. Tema ini menyoroti strategi pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam menghadapi dinamika global dan semakin berkembangnya peluang investasi.
MIF 2025 merupakan kolaborasi antara Bank Mandiri, Mandiri Sekuritas, serta dukungan dari Kementerian Investasi dan Hilirisasi (BKPM). Forum ini dihadiri oleh lebih dari 22.000 peserta, termasuk lebih dari 700 investor asing dari berbagai negara. Acara ini menjadi platform diskusi strategis yang melibatkan pembuat kebijakan, pakar global, dan pelaku industri, bertujuan menggali potensi investasi di Indonesia.
Darmawan Junaidi, Direktur Utama Bank Mandiri, menekankan peran sektor perbankan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. “Kami terus berkomitmen mendukung investasi di sektor-sektor strategis seperti pertanian, energi, telekomunikasi, serta industri makanan dan minuman di seluruh Indonesia. Selain itu, kami juga mengembangkan inovasi digital untuk meningkatkan akses layanan perbankan lebih luas melalui platform Livin’ dan Kopra by Mandiri,” ujar Darmawan di Hotel Fairmont Jakarta, Selasa (11/2).
MIF 2025 menjadi semakin relevan di tengah ketidakpastian ekonomi global, seperti melambatnya pertumbuhan ekonomi di negara maju, ketegangan geopolitik, dan perubahan kebijakan moneter di berbagai negara. Diskusi dalam forum ini difokuskan pada ekonomi makro, stabilitas moneter, investasi sektor riil, dan kebijakan fiskal yang mendukung pertumbuhan jangka panjang.
Pada sesi Macro Day yang diadakan hari ini, Eka Fitria, Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri, mengungkapkan dukungan Bank Mandiri terhadap inisiatif pemerintah untuk meningkatkan iklim investasi melalui berbagai program strategis. Salah satu terobosan baru adalah Business Matching “Energizing Private Sectors”, yang mempertemukan investor dengan korporasi besar Indonesia di sektor energi, manufaktur, dan hilirisasi mineral.
Melalui sesi Business Matching ini, Bank Mandiri bertujuan mempercepat investasi di lima sektor utama yang selaras dengan prioritas pemerintah, yaitu mineral mining & downstreaming, minyak & gas, manufaktur, energi terbarukan, serta konstruksi dan infrastruktur, melibatkan 44 perusahaan domestik dan internasional.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan harapan bahwa kolaborasi ini dapat memberikan kontribusi positif terhadap akselerasi investasi di Indonesia dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Komitmen Bank Mandiri terhadap iklim investasi yang kondusif tercermin dari keberadaan kantor luar negeri (KLN) di Singapura, Hong Kong, Shanghai (Tiongkok), Cayman Island, Dili (Timor Leste), dan dua kantor anak perusahaan di Kuala Lumpur (Malaysia) dan London (Inggris). KLN Bank Mandiri melayani lebih dari 100 ribu nasabah dengan berbagai layanan keuangan, baik untuk korporasi Indonesia maupun kebutuhan korporasi global yang berbisnis di Indonesia.
Bank Mandiri juga memiliki jaringan lebih dari 900 bank koresponden di 35 negara yang memperkuat posisinya di pasar global. “Jaringan ini mendukung pertumbuhan bisnis kami dan memperkuat hubungan dengan institusi keuangan global,” kata Darmawan.
Direktur Utama Mandiri Sekuritas, Oki Ramadhana, menyatakan bahwa penyelenggaraan MIF tahun ini bertepatan dengan masa pemerintahan baru Presiden Prabowo, dengan berbagai program nasional strategis seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) dan pengadaan 3 juta rumah murah. “Antusiasme investor domestik dan asing dalam mengikuti MIF 2025 menunjukkan kepercayaan terhadap potensi pertumbuhan Indonesia,” katanya.
Mandiri Sekuritas juga mengadakan Site Visit, yang mengajak investor untuk mengunjungi perusahaan dan lokasi MBG serta perumahan murah, serta Corporate Day yang mempertemukan perusahaan terbuka dengan investor dalam format one-on-one atau small group meetings. Sebanyak 400 investor hadir, dengan 40% di antaranya merupakan investor asing dari berbagai negara, dan dana kelolaan yang tercatat mencapai US$ 18,65 triliun, lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.
Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro, menilai Indonesia memiliki posisi ekonomi yang kuat meski terdapat perlambatan ekonomi global. “Indonesia masih menunjukkan pertumbuhan solid, didukung oleh kebijakan fiskal yang ekspansif, stabilitas inflasi, dan ekspor yang positif di beberapa sektor unggulan,” kata Andry.
Andry juga menjelaskan bahwa pemangkasan suku bunga oleh bank sentral di berbagai negara dapat meningkatkan aliran modal ke Indonesia. Meski begitu, volatilitas pasar global tetap perlu diwaspadai.
Ekonomi Indonesia menunjukkan ketahanan yang solid, dengan pertumbuhan 5,03% pada 2024, yang tetap kompetitif di antara negara berkembang lainnya. Investasi terus tumbuh, dengan PMTB meningkat 4,61%, tertinggi dalam enam tahun terakhir, menunjukkan optimisme investor terhadap fundamental ekonomi Indonesia.
Bank Mandiri terus berinovasi di era digital, dengan aplikasi Livin’ by Mandiri yang telah mencatatkan 29,3 juta pengguna dan 3,9 miliar transaksi pada 2024. Selain itu, Kopra by Mandiri berhasil mengelola transaksi sebesar Rp 22.700 triliun dengan pertumbuhan volume transaksi 17% secara tahunan.
“Dalam era digitalisasi, kami yakin inovasi adalah kunci untuk meningkatkan efisiensi dan inklusivitas layanan perbankan, yang pada gilirannya mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Darmawan.
MIF 2025 akan berlangsung hingga 14 Februari 2025 dan diharapkan dapat menjadi katalisator bagi percepatan investasi di Indonesia. Selain Macro Day, forum ini juga menghadirkan sesi Investment Day dan Corporate Day, yang akan mempertemukan investor dengan perusahaan-perusahaan Indonesia.
“Kami mengajak investor untuk memanfaatkan peluang investasi di Indonesia, yang semakin menjanjikan dengan reformasi kebijakan ekonomi yang ada. Kami optimis MIF 2025 dapat memperkuat sinergi antara sektor keuangan, dunia usaha, dan pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” pungkas Darmawan.