Pertamina Targetkan Pengurangan Kadar Sulfur BBM pada 2027

Pertamina Targetkan Pengurangan Kadar Sulfur BBM pada 2027

Cilacap, 19 Oktober 2025 – PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) menargetkan penurunan kadar sulfur dalam produksi bahan bakar minyak (BBM) kembali dilakukan pada tahun 2027. Langkah ini merupakan bagian dari peta jalan pengembangan kilang Pertamina untuk menghasilkan produk energi yang lebih ramah lingkungan dan memenuhi standar global.

VP Process & Facility KPI, Edy Januari Utama, menjelaskan bahwa pengembangan kilang Pertamina dilakukan dalam beberapa tahap, salah satunya dengan menyesuaikan spesifikasi produk agar memenuhi batas maksimal kandungan sulfur.

“Dulu kadar sulfur di produk diesel mencapai 3.500 part per million (ppm). Sekarang sudah diturunkan menjadi 2.500 hingga 2.000 ppm pada produk Biosolar,” ujar Edy saat ditemui di Kilang Cilacap, Minggu (19/10).

Lebih lanjut, Edy menegaskan bahwa pada tahun 2027, kadar sulfur pada BBM hasil produksi kilang Pertamina akan kembali dikurangi. Untuk mendukung hal ini, sejumlah proyek peningkatan fasilitas telah disiapkan.

“Ke depan, mulai 2027, kadar sulfur akan diturunkan lagi. Kami sudah menyiapkan beberapa proyek untuk memenuhi target tersebut,” jelasnya.

Unit Treated Distillate Hydro Treating (TDHT) RU IV Kilang Cilacap yang memproduksi bahan bakar nabati seperti biosolar dan Sustainable Aviation Fuel (SAF). Foto: Dok. KPI
Unit Treated Distillate Hydro Treating (TDHT) RU IV Kilang Cilacap yang memproduksi bahan bakar nabati seperti biosolar dan Sustainable Aviation Fuel (SAF). Foto: Dok. KPI

Salah satu upaya terbaru adalah peluncuran produk Diesel X di Kilang Balongan melalui unit Gas Oil Hydrotreater. Menurut Edy, proyek serupa juga akan dikembangkan untuk produk bensin.

“Masih dalam tahap perencanaan, seperti Diesel Hydrotreater dan Gasoline Selected Hydrotreater (GSH),” tambahnya.

Selain menekan kadar sulfur, KPI juga terus mengembangkan inisiatif produksi bahan bakar hijau. Salah satunya melalui unit Treated Distillate Hydrotreating (TDHT) di Kilang Cilacap yang memproduksi Sustainable Aviation Fuel (SAF) serta hydrotreated vegetable oil (HVO) menjadi produk Pertamina Renewable Diesel (D100) dengan kandungan biofuel 100 persen.

“Ke depan, teknologi ini akan kami replikasi di kilang lain agar kapasitas produksi bahan bakar hijau dapat meningkat sesuai mandat pemerintah,” kata Edy.

Sebelumnya, Kilang Balongan telah berhasil memproduksi Diesel X, BBM berkualitas tinggi berstandar Euro 5 dengan kadar sulfur di bawah 10 ppm. Unit Hydrotreater berkapasitas 32 MBSD tersebut mampu beroperasi dalam tiga mode dan menghasilkan hingga 200 ribu barel Diesel X per bulan.

Sebagai informasi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan seluruh BBM di Indonesia memiliki kandungan sulfur rendah untuk mendukung pengurangan emisi dan peningkatan kualitas udara nasional.

Tinggalkan Balasan