Bogotá, Kolombia – Seorang remaja laki-laki berusia 15 tahun mengaku menerima bayaran sebesar 20 juta peso Kolombia atau setara Rp78 juta untuk menembak kandidat presiden Kolombia, Miguel Uribe. Pengakuan itu diungkap dalam laporan eksklusif majalah Semana yang terbit pada Sabtu (14/6).
Insiden penembakan terjadi pada 7 Juni 2025 di ibu kota Bogotá. Uribe, yang juga seorang senator dari partai oposisi Centro Democratico, ditembak tiga kali—dua peluru mengenai kepalanya dan satu di kaki. Hingga kini, ia masih dirawat intensif di rumah sakit.
Menurut saksi mata, pelaku sempat berteriak, “Saya melakukannya demi uang untuk keluarga saya,” sebelum akhirnya diamankan aparat hanya beberapa menit setelah kejadian.
Meski dalam kondisi kritis, tim medis menyebut ada tanda-tanda perbaikan. Sementara itu, Presiden Kolombia Gustavo Petro menyatakan bahwa pemulihan Uribe merupakan “sesuatu yang tak dapat dijelaskan secara ilmiah.”
“Seharusnya dia sudah meninggal… tapi justru menunjukkan proses pemulihan,” kata Petro dalam pernyataan yang dikutip AFP.
Pelaku Lain Mulai Terungkap
Remaja tersebut telah menjalani sidang awal dan membantah tuduhan pembunuhan. Selain dirinya, pihak kepolisian juga menangkap seorang pria dewasa yang disebut terlibat dalam logistik serangan.
Pada Sabtu (14/6), otoritas kembali menangkap seorang perempuan di wilayah Caqueta, kawasan hutan Amazon. Ia diduga terkait erat dengan perencanaan penyerangan dan akan dipindahkan ke Bogotá untuk pemeriksaan lebih lanjut. Identitasnya masih dirahasiakan.
Media lokal El Tiempo melaporkan bahwa salah satu tersangka mengungkap adanya dalang di balik serangan, yakni seorang narapidana asal Ekuador yang diyakini menjalankan jaringan narkoba di Bogotá.
Dua tersangka dewasa kini ditahan di fasilitas kejaksaan setempat dan dijerat pasal pembunuhan berencana serta kepemilikan senjata ilegal.
Uribe, Tokoh Oposisi dan Pewaris Politik
Miguel Uribe merupakan tokoh muda yang dikenal vokal mengkritik pemerintahan Presiden Petro. Ia adalah cucu dari mantan Presiden Kolombia Julio César Turbay dan anak dari jurnalis Diana Turbay, yang tewas dalam operasi penyelamatan setelah diculik oleh kartel Medellín pada 1991.
Partai Centro Democratico menyatakan penghentian sementara seluruh aktivitas kampanye Pemilu Presiden 2026 sebagai bentuk solidaritas dan penghormatan atas insiden yang menimpa Uribe.
Pihak berwenang masih terus menyelidiki kasus ini dengan fokus pada identitas dalang utama, jaringan pelaku, serta kemungkinan keterkaitannya dengan kelompok kejahatan terorganisir lintas negara.