Wall Street Ditutup Bervariasi, S&P 500 Catat Rekor Tertinggi

Layar menampilkan pergerakan saham di New York Stock Exchange (NYSE), New York, Amerika Serikat, Kamis (3/4/2025). Foto: Reuters

NEW YORK — Indeks utama Wall Street berakhir bervariasi pada perdagangan Kamis (14/8) waktu setempat. S&P 500 mencetak penutupan tertinggi sepanjang sejarah, sementara Dow Jones dan Nasdaq bergerak nyaris datar.

Pergerakan pasar dipengaruhi laporan harga produsen (PPI) AS yang naik lebih tinggi dari perkiraan, memicu kekhawatiran inflasi dan mengurangi harapan pemotongan suku bunga agresif oleh Federal Reserve.

Mengutip Reuters, Dow Jones Industrial Average turun tipis 11,01 poin atau 0,02% menjadi 44.911,26. S&P 500 naik 1,96 poin atau 0,03% ke 6.468,54, sedangkan Nasdaq Composite melemah 2,47 poin atau 0,01% menjadi 21.710,67.

Departemen Tenaga Kerja AS mencatat PPI Juli mencatat kenaikan terbesar dalam tiga tahun akibat lonjakan harga barang dan jasa. Data LSEG menunjukkan pelaku pasar kini hanya memperkirakan penurunan suku bunga sekitar 56,7 basis poin pada sisa 2025, turun dari proyeksi 63 bps sebelum rilis PPI.

“The Fed kemungkinan tetap memangkas suku bunga 25 basis poin pada September, tetapi dengan sikap hawkish. Terlalu dini untuk memulai siklus pelonggaran panjang,” ujar Thierry Wizman, analis Macquarie Group.

Data terpisah menunjukkan klaim baru tunjangan pengangguran AS turun pekan lalu. Namun, tujuh dari 11 sektor S&P 500 justru melemah. Kekhawatiran juga datang dari potensi dampak tarif impor AS yang bisa memicu kenaikan harga dalam beberapa bulan ke depan.

Sam Stovall dari CFRA Research mengingatkan valuasi saham AS sudah mahal, dengan S&P 500 diperdagangkan pada rasio harga terhadap laba 23 kali estimasi ke depan, atau 40% di atas rata-rata 20 tahun.

Di pasar saham, Intel Corp melonjak 7,4% setelah Bloomberg melaporkan pemerintahan Trump menjajaki opsi untuk mengambil alih saham perusahaan tersebut. Sebaliknya, Cisco Systems turun 1,6% karena proyeksi bisnisnya tak memikat investor. Deere & Co anjlok 6,8% usai memangkas proyeksi laba, sementara Tapestry terjun 15,7% setelah merilis prediksi laba di bawah ekspektasi.

Di sisi geopolitik, perhatian pasar tertuju pada rencana pertemuan Presiden Donald Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membahas upaya mengakhiri konflik di Ukraina.

Di NYSE, jumlah saham yang melemah berbanding yang menguat dengan rasio 2,29 : 1.

Tinggalkan Balasan