Langkah Cepat Dalam Informasi Berita Indonesia dan Internasional Terkini

Menekan Inflasi dan Menjaga Ketahanan Pangan, GPM Digelar Serentak Di Lima Kecamatan Kota Metro

Metro | Pemerintah Kota (Pemkot) Metro menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) serentak di lima kecamatan sebagai…

1.271 Warga Bandar Lampung Terima Bantuan Tunai Rp250 Ribu per Rumah

Bandar Lampung – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung menyalurkan bantuan bagi warga terdampak banjir dan tanah…

PPI Ingatkan Politik Harus Utamakan Kemanusiaan di Tengah Gelombang Aksi

JAKARTA – Gelombang aksi demonstrasi yang terjadi di Jakarta dan sejumlah kota besar dalam sepekan terakhir meninggalkan duka mendalam. Jalanan penuh asap ban terbakar dan pecahan kaca hanyalah potret luar. Lebih tragis, empat nyawa rakyat kecil melayang akibat kericuhan pada Jumat (29/8/2025).

Mereka adalah Affan Kurniawan (pengemudi ojek online), Saiful Akbar (staf kecamatan Ujung Tanah), Akbar (pegawai DPRD Makassar), serta Sarinawati (asisten pribadi anggota DPRD Makassar). Tak satu pun dari mereka bagian dari lingkaran elite yang diprotes, melainkan masyarakat biasa yang menjadi korban situasi politik panas.

Menyikapi kondisi ini, Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) menyerukan agar tensi politik segera diturunkan. Ketua Presidium PPI, Anas Urbaningrum, menegaskan politik tidak boleh menjadikan rakyat kecil sebagai tumbal.

“Sudah bukan zamannya lagi rakyat kecil dijadikan korban. Politik harus tunduk pada kemanusiaan,” tegas Anas, Sabtu (30/8/2025).

Dalam edaran resmi yang ditandatangani Anas bersama Sekretaris Jenderal SJ Arifin, PPI menilai demonstrasi merupakan hak demokratis, namun tanpa kendali mudah bergeser menjadi aksi anarki. “Begitu aspirasi berubah menjadi amuk, pesan rakyat bisa hilang dan digantikan agenda lain yang tak lagi mewakili suara mereka,” tulis pernyataan tersebut.

PPI melihat gejolak publik bukan tanpa sebab. Salah satunya dipicu sikap elite politik yang dinilai tidak peka terhadap kesulitan masyarakat. Di tengah ekonomi yang lesu, DPR justru menambah fasilitas dan tunjangan.

“Ketidakadilan semacam itu yang membuat rakyat turun ke jalan,” ungkap seorang pengurus PPI.

Anas menekankan, perjuangan politik seharusnya menguatkan demokrasi, bukan kembali pada praktik primitif yang mengorbankan nyawa. Ia mengajak semua pihak melakukan cooling down, membuka ruang dialog, serta mengedepankan persatuan bangsa.

“Pendinginan suasana adalah kebutuhan mendesak. Kita harus duduk bersama, merawat kebersamaan sebagai sesama anak bangsa,” ujarnya.

PPI menegaskan komitmennya sebagai penyalur aspirasi rakyat sekaligus pengingat bahaya bila protes dimanfaatkan untuk kepentingan sempit. Tragedi yang menimpa Affan, Saiful, Akbar, dan Sarinawati diharapkan menjadi pelajaran berharga, bahwa demokrasi sejati tak hanya soal perebutan kursi, melainkan menjaga nilai kemanusiaan tetap tegak berdiri.

Longsor Tutup Jalan Penghubung Bandar Lampung–Pesawaran, Pemkot Turun Tangan

Bandar Lampung – Hujan deras pada Jumat (29/8/2025) memicu longsor di wilayah Kabupaten Pesawaran. Material longsor…

PLN Gelar Apel Bakti PDKB di Tulang Bawang, Pastikan Listrik Andal Jelang Hari Pelanggan Nasional

Tulang Bawang – PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Lampung menggelar Apel Pembukaan Bakti PDKB (Pekerjaan…

Pemprov dan DPRD Provinsi Lampung Sepakati Raperda APBD 2026

LAMPUNG – Pemerintah Provinsi Lampung bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Lampung menyepakati Rancangan Peraturan…

KNPI Minta Masyarakat Tenang, Haris Pertama Ingatkan Pejabat Jangan Jauh dari Nurani Rakyat

Jakarta – Ketua Umum DPP KNPI, Haris Pertama, menyampaikan rasa duka mendalam atas tragedi yang terjadi dalam aksi demonstrasi 28 Agustus 2025 di Jakarta, ketika seorang peserta aksi meninggal dunia akibat terlindas kendaraan taktis Brimob Polda Metro Jaya.

“KNPI berduka cita atas jatuhnya korban jiwa. Ini musibah yang menyayat hati kita semua. Dalam demokrasi, menyampaikan aspirasi adalah hak rakyat, dan seharusnya tidak berakhir dengan korban nyawa,” ujar Haris dalam keterangannya, Jumat (29/8/2025).

Haris menghimbau masyarakat, terutama kalangan muda, untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi.

“Energi generasi muda harus diarahkan untuk membangun bangsa, bukan diseret ke dalam tindakan destruktif yang merugikan diri sendiri maupun negara”, katanya.

Namun, Haris juga menegaskan bahwa tragedi ini tidak bisa dilepaskan dari kebijakan elit politik yang semakin menjauh dari suara rakyat. Ia mengingatkan para menteri dan anggota DPR agar tidak membuat keputusan yang menambah beban masyarakat.

“Rakyat sedang berjuang dalam kesulitan ekonomi, tapi justru para pejabat kerap membuat kebijakan yang tidak populer dan melukai hati rakyat. Sikap seperti ini sama saja mencoreng nama baik Presiden Prabowo yang sedang berjuang keras untuk membangun bangsa,” tegas Haris.

Menurutnya, pejabat negara harusnya bisa membaca denyut nadi masyarakat dan merasakan apa yang rakyat alami. Kebijakan yang berorientasi pada kepentingan elit hanya akan memperlebar jarak antara pemerintah dan rakyat, sekaligus mengancam kepercayaan publik.

“Kalau pejabat tidak peka, rakyat akan marah. Padahal, kepercayaan rakyat inilah modal utama Presiden Prabowo dalam membawa Indonesia menuju kejayaan. Jangan sampai langkah besar Presiden terhambat oleh ulah menteri atau DPR yang abai pada nurani rakyat,” sambungnya.

KNPI menyerukan agar tragedi 28 Agustus menjadi pelajaran penting bagi semua pihak. Kedewasaan demokrasi harus dijaga dengan dialog, kebijakan yang berkeadilan, dan empati pemimpin terhadap penderitaan rakyat.

“Jangan pernah jauh dari nurani rakyat. Karena rakyat bukan sekadar angka dalam survei, tapi denyut kehidupan bangsa ini. Hanya dengan berpihak kepada rakyat, kita bisa menjaga stabilitas dan membangun masa depan Indonesia yang lebih baik,” pungkas Haris.

Rutan Kelas I Bandar Lampung Gelar FMD, Gandeng Damkar Latih Kesiapsiagaan Kebakaran

Bandar Lampung – Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Bandar Lampung menggelar kegiatan FMD (Fisik, Mental, Disiplin) sebagai bagian dari program pembinaan internal untuk meningkatkan kesiapsiagaan, kedisiplinan, serta kemampuan menghadapi situasi darurat bagi petugas maupun warga binaan.

Kegiatan yang digelar di lapangan olahraga Rutan ini melibatkan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Bandar Lampung. Selain mendapat teori pencegahan kebakaran, peserta juga mengikuti praktik langsung, terutama bagi pegawai dan tamping (tahanan pendamping), khususnya tamping dapur yang memiliki risiko lebih tinggi.

Kepala Rutan Kelas I Bandar Lampung, Azhar, menegaskan kegiatan ini bukan hanya latihan fisik semata, melainkan juga pembekalan keterampilan penting yang bisa diterapkan di lingkungan kerja sehari-hari.
“Sinergi dengan Dinas Pemadam Kebakaran ini memastikan pembinaan tidak hanya teoritis, tetapi juga praktis dan aplikatif,” ujarnya.

Instruktur Damkar, Aziz, mengapresiasi inisiatif Rutan. Menurutnya, pelatihan seperti ini penting untuk menumbuhkan kesadaran bahaya kebakaran sekaligus memberikan pemahaman tentang teknik pemadaman, penggunaan APAR, hingga prosedur evakuasi yang benar.

Kegiatan FMD ini disambut antusias peserta. Selain latihan kebakaran, mereka juga menjalani pembinaan fisik dan mental guna memperkuat kedisiplinan serta solidaritas di lingkungan Rutan.

Dengan adanya kegiatan tersebut, Rutan Kelas I Bandar Lampung berharap tercipta lingkungan yang lebih aman, tertib, dan responsif terhadap keadaan darurat. (Iqb)

Jalan Umbar–Putih Doh Rampung Diperbaiki, Warga Tanggamus Lega

TANGGAMUS –  Jalan provinsi yang menghubungkan Umbar–Putih Doh di Kabupaten Tanggamus, Lampung, kini mulus setelah bertahun-tahun…

‎Pemprov Lampung Siap Berkolaborasi Tangani Jembatan Viral di Pematang Sawa ‎

TANGGAMUS – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung menyampaikan kesiapannya untuk turut serta menangani persoalan jembatan rusak di…