Walmart dan Amazon Pertimbangkan Terbitkan Stablecoin, Saham Visa dan Mastercard Terpukul

Ilustrasi Amazon. Foto: Sundry Photography/Shutterstock

Dua raksasa ritel dunia, Walmart dan Amazon, dilaporkan tengah mempertimbangkan penerbitan mata uang kripto mereka sendiri dalam bentuk stablecoin. Langkah ini disebut sebagai upaya untuk memangkas biaya transaksi yang selama ini dibebankan oleh penerbit kartu kredit besar seperti Visa dan Mastercard.

Mengutip laporan dari Bloomberg, kedua perusahaan ini bukan satu-satunya yang mengeksplorasi teknologi pembayaran baru tersebut. Sejumlah perusahaan multinasional lain, termasuk maskapai penerbangan dan Expedia Group, juga dikabarkan tengah meninjau kemungkinan serupa.

Stablecoin yang dirancang oleh para pelaku industri ini merupakan aset kripto yang nilainya dipatok ke mata uang stabil seperti dolar AS, dengan tujuan untuk mempermudah dan mengefisienkan proses transaksi, baik secara online maupun offline.

Dampak Langsung ke Pasar

Kabar tersebut segera mengguncang pasar saham. Saham Visa tercatat turun 7,1 persen, sementara Mastercard merosot 6,2 persen dalam perdagangan Jumat (13/6/2025), yang menjadi penurunan harian terdalam bagi keduanya dalam dua bulan terakhir. Emiten lain di sektor pembayaran seperti PayPal, American Express, dan Capital One juga mengalami penurunan signifikan.

Nilai kapitalisasi gabungan Visa dan Mastercard dilaporkan terkikis lebih dari USD 60 miliar akibat sentimen negatif ini.

Analis: Ancaman Stablecoin Masih Jangka Panjang

Meski pasar merespons negatif, sejumlah analis menilai kekhawatiran terhadap ancaman stablecoin masih prematur. Andrew Jeffrey, analis dari William Blair, menyatakan bahwa stablecoin saat ini belum memiliki standar yang jelas dan belum siap untuk digunakan secara luas, terutama dalam transaksi B2C (business-to-consumer).

“Kebiasaan konsumen yang masih mengandalkan kartu debit dan kredit tidak akan mudah tergantikan. Adopsi stablecoin kemungkinan berlangsung lambat,” tulis Jeffrey dalam catatannya. Ia tetap merekomendasikan saham Visa dan Mastercard dengan peringkat outperform.

Senada dengan itu, analis dari Bloomberg Intelligence, Diksha Gera, menyebut bahwa baik Visa maupun Mastercard justru telah melakukan langkah proaktif dengan membangun infrastruktur transaksi berbasis stablecoin.

“Mereka tidak tinggal diam. Kedua perusahaan memiliki teknologi dan kapasitas untuk memproses pembayaran berbasis stablecoin, bahkan berpotensi meraih keuntungan dari sistem pembayaran baru ini,” ungkap Gera.

Tinggalkan Balasan