PURWOREJO — Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Purworejo berubah menjadi petaka. Sebanyak 127 pelajar di Kecamatan Purwodadi dilaporkan mengalami mual, muntah, dan diare usai menyantap menu MBG yang disajikan pada Kamis (2/10) dan Jumat (3/10). Dari jumlah itu, 23 anak harus menjalani perawatan intensif di fasilitas kesehatan, sementara sisanya mendapat perawatan jalan.
Pelajar yang menjadi korban berasal dari SD Negeri Purwodadi, SMP Negeri 8, dan SMA Negeri 3 Keduren. Gejala yang dialami umumnya serupa, mulai dari pusing, mual, muntah hingga sakit perut hebat.
“Total ada 127 anak yang keracunan. Sebanyak 23 di antaranya dirawat inap, sisanya rawat jalan,” kata Pj Sekda Purworejo, dr. Tolkha Amaruddin, Jumat (3/10).
Menurut Tolkha, para korban kini dirawat di beberapa fasilitas kesehatan, antara lain Puskesmas Bubutan, Puskesmas Bragolan, Puskesmas Ngombol, RSUD Tjitrowardojo, RSUD Tjokrodipo, dan RS Panti Waluyo.
“Dua anak di Puskesmas Bubutan, delapan di Puskesmas Bragolan, satu di Puskesmas Ngombol, lima di RSUD Tjitrowardojo, enam di RSUD Tjokrodipo, dan satu anak di RS Panti Waluyo,” jelasnya.
Salah satu korban, Febriyanti Caesahrani, siswi SMA N 3 Keduren, mengaku mulai merasa mual dan pusing usai memakan menu MBG yang berisi ayam semur, buncis, wortel, tempe, tahu, dan susu. Ia mengatakan, rasa ayam tersebut aneh dan tidak seperti biasanya.
“Ayamnya dimasak seperti semur, tapi pucat dan rasanya aneh. Setelah makan tiga porsi, saya langsung mual dan pusing,” ungkap Febriyanti.
Febriyanti menambahkan, beberapa teman sekelasnya juga mengalami gejala serupa, bahkan dua di antaranya harus dirujuk ke RSUD dr. Tjitrowardojo karena kondisinya parah.
Korban lain, Atabita Langit dari SMPN 8 Purwodadi, juga mengaku mengalami gejala setelah menyantap kentang rebus dan telur dengan bumbu kacang.
“Rasanya asam. Setelah makan, badan saya panas, mual, muntah, dan perut melilit,” katanya.
Hingga kini, Dinas Kesehatan Purworejo tengah melakukan penyelidikan terhadap sampel makanan MBG untuk memastikan sumber penyebab keracunan massal ini.