Menaker UMKM Dorong Pelaku Usaha Mikro Miliki Asuransi untuk Hadapi Risiko Bencana dan Guncangan Ekonomi

Menaker UMKM Dorong Pelaku Usaha Mikro Miliki Asuransi untuk Hadapi Risiko Bencana dan Guncangan Ekonomi

Badung — Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman mendorong para pelaku UMKM untuk memiliki asuransi, terutama asuransi kebencanaan. Ia menilai, pelaku usaha mikro merupakan kelompok yang paling rentan terhadap guncangan ekonomi maupun bencana alam.

“Data menunjukkan hanya sekitar 2,96 persen UMKM yang telah memiliki asuransi kebencanaan, sementara 53 persen di antaranya sama sekali tidak memiliki persiapan menghadapi potensi bencana,” ujar Maman dalam keterangan tertulis saat menghadiri acara Literasi Asuransi untuk Negeri yang digelar Dewan Asuransi Indonesia bersama asosiasi perusahaan asuransi di Nusa Dua, Badung, Bali, Sabtu (18/10).

Maman menekankan, asuransi berperan strategis sebagai instrumen mitigasi risiko ekonomi sekaligus penopang keberlanjutan usaha di tengah ketidakpastian global dan ancaman perubahan iklim.

“Asuransi menjadi instrumen penting dalam mitigasi risiko dan penopang keberlanjutan usaha,” tegasnya.

Menurut Maman, asuransi tidak hanya melindungi usaha dari kerugian, tetapi juga menjadi fondasi agar pelaku UMKM dapat bangkit dan melanjutkan kegiatan usahanya setelah terjadi bencana atau krisis. Namun, tingkat literasi dan inklusi asuransi di Indonesia masih tergolong rendah.

“Rendahnya literasi asuransi bukan hanya soal pengetahuan, tetapi berdampak langsung pada ketahanan usaha,” ungkapnya.

Karena itu, Maman mendorong kolaborasi lebih erat antara asosiasi perusahaan asuransi dan pelaku UMKM untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap produk asuransi.

Lebih lanjut, Maman menuturkan bahwa asuransi memiliki peran penting dalam mendukung pembiayaan produktif pemerintah, termasuk program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Dengan adanya perlindungan asuransi, penyaluran kredit diharapkan semakin aman dan berkelanjutan bagi pelaku UMKM.

Hingga 17 Oktober 2025, penyaluran KUR tercatat mencapai Rp217,1 triliun kepada 3.691.209 pengusaha UMKM. Dari total tersebut, 60,6 persen atau sekitar Rp129 triliun disalurkan ke sektor produksi, yang memberikan multiplier effect positif terhadap perekonomian nasional.

“Jika pembiayaan di sektor produksi terus ditingkatkan, manfaat ekonominya akan semakin luas. Kolaborasi antar pihak juga akan memperkuat pembiayaan dan daya saing UMKM,” kata Maman.

Ia menutup dengan optimisme bahwa penguatan literasi asuransi dan sinergi lintas sektor akan mendorong ketahanan UMKM serta pertumbuhan ekonomi nasional secara berkelanjutan.

Tinggalkan Balasan