
Jakarta – Badan Pangan Nasional (Bapanas) menegaskan bahwa perputaran stok beras di gudang maksimal enam bulan menjadi langkah ideal untuk menjaga kesegaran, mutu, dan kelayakan beras yang disalurkan kepada masyarakat di seluruh Indonesia.
“Perputaran stok beras maksimal enam bulan adalah langkah ideal agar masyarakat menerima beras dalam kondisi terbaik,” ujar Sekretaris Utama Bapanas, Sarwo Edhy, dikutip dari Antara, Minggu (2/11).
Kebijakan tersebut sekaligus menindaklanjuti arahan Komisi IV DPR RI yang meminta Perum Bulog memastikan rotasi stok di gudang berjalan optimal guna menjaga kualitas beras cadangan pemerintah.
Menurut Sarwo, perhatian DPR RI, khususnya Ketua Komisi IV Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto, menjadi dorongan penting bagi seluruh pihak dalam ekosistem pangan untuk memperkuat tata kelola logistik dan distribusi beras nasional.
“Arahan Ibu Titiek agar stok beras tidak terlalu lama disimpan merupakan masukan konstruktif dan sejalan dengan upaya Bapanas menjaga kualitas beras secara nasional,” ujarnya.
Sarwo menambahkan, Bapanas terus memperkuat koordinasi dengan Bulog dalam mempercepat penyaluran beras, baik melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) maupun bantuan pangan.
Ia mengapresiasi langkah Bulog yang memperluas saluran distribusi hingga ke kementerian, lembaga, koperasi, dan pemerintah daerah. Menurutnya, langkah tersebut menunjukkan sinergi nyata antara pemerintah pusat dan BUMN pangan dalam menjaga keseimbangan stok dan harga di lapangan.
“Kami juga mendukung Bulog yang terus meningkatkan penyaluran SPHP, termasuk program prioritas nasional seperti makan bergizi gratis,” kata Sarwo.
Bapanas mencatat, hingga akhir Oktober 2025 stok beras nasional yang dikelola Bulog mencapai 3,9 juta ton, mendekati rekor tertinggi 4,2 juta ton pada Juni 2025.
Sarwo menegaskan, capaian tersebut menjadi bukti kuatnya cadangan pangan nasional. Namun, ia menekankan pentingnya manajemen stok yang dinamis agar kualitas beras tetap terjaga.
“Setiap kebijakan penyaluran cadangan beras pemerintah (CBP) berorientasi pada kualitas dan kebermanfaatan bagi masyarakat. Prinsipnya, stok beras harus kuat, aman, cukup, dan perputarannya harus terjaga,” tegasnya.
Sebelumnya, dalam kunjungan kerja di Gudang Bulog Batubulan, Gianyar, Bali, Rabu (29/10), Titiek Soeharto menyoroti pentingnya menjaga mutu beras agar masyarakat memperoleh beras layak konsumsi. Ia juga mengapresiasi kinerja Bulog yang mampu menjaga stok di level aman nasional.
“Beras yang sudah lama disimpan sebaiknya segera disalurkan. Jika mutunya menurun, dapat dicampur dengan beras berkualitas lebih baik agar tetap layak untuk program bantuan,” ujar Titiek.
Sebagai informasi, Komisi IV DPR RI membidangi urusan pertanian, lingkungan hidup dan kehutanan, serta kelautan dan perikanan.