Banyuwangi — Operasi pencarian korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya resmi diperpanjang untuk kedua kalinya. Tim SAR gabungan memutuskan memperpanjang masa pencarian selama tiga hari ke depan, hingga Senin (14/7), setelah masih ditemukannya jenazah dalam beberapa hari terakhir.
Hingga hari kesepuluh pencarian, Jumat (11/7), total sebanyak 17 jenazah telah ditemukan. Dari jumlah tersebut, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur telah berhasil mengidentifikasi 14 jenazah. Sementara tiga jenazah lainnya masih dalam proses identifikasi lebih lanjut.
Secara keseluruhan, tim SAR telah menemukan 47 korban, terdiri dari 30 korban selamat dan 17 korban meninggal dunia. Namun, pencarian masih terus dilakukan karena diyakini masih ada puluhan korban lainnya, termasuk penumpang yang tidak tercatat dalam manifes kapal.
Berdasarkan data manifes, KMP Tunu Pratama Jaya diketahui mengangkut 65 orang, terdiri dari 53 penumpang dan 12 kru, serta membawa 22 unit kendaraan. Namun demikian, jumlah korban hilang diperkirakan melebihi 18 orang karena ada dugaan beberapa penumpang tidak terdaftar dalam manifes resmi.
Alasan Perpanjangan Operasi SAR
Deputi Bidang Operasi Pencarian dan Pertolongan serta Kesiapsiagaan Basarnas, Ribut Eko Suyatno, menyampaikan bahwa keputusan untuk memperpanjang operasi SAR didasarkan pada evaluasi lapangan, di mana masih ditemukan jenazah dalam proses pencarian.
“Selama korban masih ditemukan, operasi SAR tetap berjalan,” ujar Ribut Eko dalam konferensi pers di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jumat (11/7).
Ia menjelaskan bahwa perpanjangan tiga hari ini merupakan langkah yang sesuai dengan prosedur standar Basarnas, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan.
“Ini menjadi target utama kami. Sesuai tugas pokok, SAR berfokus pada pencarian, pertolongan, penyelamatan, dan evakuasi,” tegasnya.
Titik Diduga Bangkai Kapal Ditemukan, Evakuasi Terkendala Arus
Sementara itu, Komandan Gugus Tempur Laut (Danguspurla) Koarmada II, Laksamana Pertama TNI Endra Hartono, menyampaikan bahwa lokasi bangkai kapal diduga telah ditemukan di perairan sekitar 3,6 kilometer sebelah selatan dari kabel bawah laut milik PLN.
“Hasil pemindaian side scan sonar dari KRI Spica mengidentifikasi objek sepanjang 67,4 meter dan lebar 12 meter, yang diduga kuat merupakan KMP Tunu Pratama Jaya,” jelas Endra.
Namun, upaya untuk memastikan keberadaan bangkai kapal menggunakan kamera bawah laut melalui Remotely Operated Vehicle (ROV) masih tertunda akibat arus bawah laut yang sangat deras di Selat Bali.
“Informasi yang kami terima, arus deras bawah laut diperkirakan masih akan berlangsung dalam beberapa hari ke depan,” katanya.
Tim SAR gabungan berharap, kondisi cuaca dan arus laut segera membaik agar proses evakuasi dan identifikasi korban dapat dilakukan secara maksimal. Operasi ini masih terus menjadi perhatian utama pemerintah dan masyarakat, demi memastikan seluruh korban ditemukan dan diberikan penanganan yang layak.