Konflik – Mediasi antara Israel dan Hamas yang difasilitasi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat (AS) akhirnya menghasilkan kesepakatan penting. Kedua pihak yang terlibat dalam konflik setuju untuk meredakan ketegangan dengan menyetujui gencatan senjata di Gaza, yang akan mulai berlaku pada Minggu (19/1), mengakhiri perang yang telah berlangsung selama 15 bulan.
Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani, mengungkapkan bahwa 33 orang Israel yang disandera sejak 7 Oktober 2023 akan dibebaskan pada fase pertama gencatan senjata ini. “Ini adalah langkah awal yang dapat berkembang menjadi gencatan senjata permanen,” katanya, dikutip pada Kamis (16/1).
Kedua belah pihak telah sepakat untuk melakukan pertukaran sandera, dengan para mediator mengharapkan tercapainya gencatan senjata jangka panjang antara Israel dan Hamas. Gencatan senjata ini akan dilaksanakan dalam beberapa tahap. Pada tahap pertama, yang berlangsung selama 42 hari, 33 sandera Israel akan dibebaskan, termasuk perempuan, anak-anak, orang tua, serta mereka yang sakit atau terluka.
Selain itu, tentara Israel juga akan menarik diri dari Gaza dan ditempatkan di perbatasan untuk memfasilitasi proses pertukaran sandera dan kepulangan pengungsi ke rumah mereka.
Mengenai sandera Palestina, proses pelepasan mereka akan difinalisasi dalam tahap kedua dan ketiga dari gencatan senjata, yang sedang disusun.
Para mediator akan memantau pelaksanaan gencatan senjata melalui lembaga yang ditempatkan di Kairo. Sheikh Mohammed menambahkan, “Kami berharap dalam beberapa hari ke depan, tidak akan ada lagi agresi atau operasi militer di Gaza.”
Detail lebih lanjut mengenai tahap kedua dan ketiga negosiasi akan diumumkan dalam beberapa hari ke depan setelah semua persyaratan diselesaikan.