Kata Bea Cukai soal WN China Beri Rp 500 Ribu; Perplexity Rayu TikTok

Berita mengenai seorang Warga Negara (WN) China yang menyelipkan uang Rp 500 ribu di paspor agar mendapat jalur hijau di Indonesia, yang kemudian mendapatkan respons dari Ditjen Bea Cukai, menjadi salah satu topik hangat pada Minggu (19/1). Selain itu, ada juga berita mengenai startup Perplexity AI yang mengajukan tawaran merger kepada induk TikTok, ByteDance Ltd, setelah TikTok diblokir oleh Amerika Serikat (AS). Berikut adalah rangkuman selengkapnya.

Bea Cukai Klarifikasi Terkait WN China yang Beri Rp 500 Ribu di Paspor

Direktur Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa Bea Cukai, Nirwala Dwi Heryanto, memberikan klarifikasi terkait video yang menunjukkan seorang WN China menyelipkan uang Rp 500 ribu di paspor untuk mendapatkan jalur hijau di Indonesia. Nirwala menegaskan bahwa petugas yang muncul dalam video tersebut bukanlah petugas Bea Cukai, karena seragam yang dikenakan berbeda dengan seragam resmi Bea Cukai.

“Petugas yang ada dalam video tersebut bukan petugas Bea dan Cukai,” jelas Nirwala.

Lebih lanjut, Nirwala menjelaskan bahwa jalur atas barang bawaan penumpang ditentukan melalui Customs Declaration yang diisi secara elektronik. Mengenai jalur hijau, ia menyebutkan bahwa jalur ini digunakan untuk barang impor yang tidak memerlukan pemeriksaan fisik, dan hanya berlaku untuk barang yang tidak termasuk dalam kategori jalur kuning atau merah.

Perplexity AI Tawarkan Merger ke TikTok Setelah Pemblokiran di AS

Setelah TikTok diblokir di AS, pemerintah AS mengharuskan aplikasi tersebut dijual kepada perusahaan AS non-China agar dapat terus beroperasi. Dalam perkembangan terbaru, startup Perplexity AI menawarkan untuk menggabungkan diri dengan TikTok. Menurut laporan Bloomberg, tawaran merger ini memungkinkan sebagian besar investor ByteDance Ltd, induk TikTok, untuk tetap mempertahankan saham mereka.

Namun, rencana merger ini menghadapi tantangan terkait masalah harga. Hanya sedikit perusahaan atau individu yang mampu membeli TikTok, yang diperkirakan bernilai sekitar USD 50 miliar.

“Namun, hingga kini, perwakilan Perplexity AI dan TikTok masih menolak untuk berkomentar mengenai rencana merger ini,” tulis laporan Bloomberg.

Penggabungan dengan TikTok berpotensi memberi Perplexity akses ke basis pengguna yang sangat besar dan data yang bisa digunakan untuk menyempurnakan mesin pencari berbasis AI-nya. Selain itu, operasi e-commerce TikTok yang berkembang pesat juga bisa menjadi pelengkap bagi Perplexity dalam upayanya untuk mendorong orang berbelanja melalui platform tersebut.

 

Tinggalkan Balasan