Lampung – Universitas Lampung (Unila) menutup rangkaian kegiatan Anugerah Be Strong Festival Kebudayaan dan Cinta Tanah Air 2025 dengan penuh penghargaan kepada berbagai pihak yang telah berkontribusi dalam kesuksesan acara ini.
Rektor Unila, Prof. Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A., IPM., ASEAN Eng., dalam sambutannya menyampaikan bahwa Unila telah memberikan 62 penghargaan dalam berbagai kategori kepada pihak internal dan mitra-mitra Unila, termasuk mitra media, pemerintah Provinsi Lampung, pemerintah kabupaten/kota di Lampung, serta dunia usaha dan industri.
“Penghargaan ini kami berikan sebagai bentuk apresiasi atas partisipasi dan kontribusi luar biasa dari semua pihak, baik internal maupun mitra-mitra Unila,” ungkapnya.
Rektor juga memberikan apresiasi khusus kepada media, seperti PWI, JSMI, SMSI, dan IWO, yang telah berperan besar dalam membantu Unila memperkuat reputasinya di tingkat nasional dan internasional. “Kerja sama ini sangat berarti bagi kami untuk terus mengukir prestasi di dunia global,” tambahnya.
Sejumlah tamu undangan turut hadir dalam acara penutupan, di antaranya Pj. Gubernur Lampung Dr. Drs. Samsudin, S.H., M.H., M.Pd., beserta keluarga, Sri Krishna Encik, musisi dan seniman Indonesia, Nasarius Ardhani Sudaryono, aktor dan animator komunitas budaya, Forum Wakil Rektor Akademik BKS PTN Barat, jajaran pimpinan Unila, dan para mahasiswa.
Sejak pagi, rangkaian acara Festival Kebudayaan dimulai dengan pameran inovasi dan budaya, yang menampilkan karya dari berbagai fakultas dan unit kerja Unila, serta seni budaya nusantara. Salah satu agenda utama adalah dialog kebudayaan dengan tema “Menguatkan Identitas Bangsa melalui Kebudayaan di Era Globalisasi”, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga identitas nasional di tengah arus globalisasi.
Malam puncak festival ini dimeriahkan dengan konser musik yang menampilkan grup band nasional serta parade budaya dari berbagai daerah. Acara dimulai dengan penampilan Batas Senja, yang membawakan lagu-lagu penuh makna, menciptakan suasana emosional yang mendalam di kalangan penonton.
Parade Budaya bertema “Be Strong”, yang melibatkan dosen, mahasiswa, dan alumni Unila, menjadi sorotan utama dengan berbagai pertunjukan dan tarian adat nusantara, menampilkan kekayaan budaya Indonesia.
Kemudian, Sindikat Sisa Semalam membawakan lagu-lagu khas Lampung, yang membuat ribuan penonton ikut bernyanyi dengan penuh semangat. Penutupan acara diwarnai dengan penampilan Guyon Waton, yang memukau penonton dengan musik campur sari mereka, menggabungkan unsur tradisional dan modern dalam suasana yang harmonis dan enerjik.
Rektor berharap acara ini dapat menjadi agenda tahunan yang konsisten diselenggarakan oleh Unila. “Semoga ke depan, kegiatan ini terus berlangsung sebagai bentuk kecintaan kita terhadap kebudayaan dan tanah air,” ujarnya.
Festival Kebudayaan ini tidak hanya menjadi ajang pelestarian budaya, tetapi juga mempererat hubungan antara Unila dan mitra-mitranya dalam upaya membangun pendidikan dan kebudayaan.